Minggu, 22 April 2012

askepkmbcakolon


TINJAUAN TEORITIS
kanker kolon
A.    PENGERTIAN



Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya. (Gale, 2000 : 177)
Kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar). (Brooker, 2001 : 72)
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).




B.     ETIOLOGI
1.      Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2.      Kelainan kolon.
a.       Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b.      Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma.
c.       Kondisi ulserative Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
3.      Genetik Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak dari pada anak – anak yang orang tuanya sehat.

C.    PATOFISIOLOGI KANKER KOLON
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar.
Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati). Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1.       Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
2.       Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3.       Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system portal.
4.       Penyebaran secara transperitoneal.
5.       Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain.

polip jinak
menjadi ganas karena faktor mutasi
menyusup serta merusak jaringan normal
meluas kedalam struktur sekitarnya
sel kanker  terlepas dari tumor
menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama yang paling sering ke hati.
pemisahan sel dengan menembus pembuluh darah
menetap pada endotelium
(proses diseminasi)

sel kanker ini menetap pada area baru
menyasuaikan diri untuk pertumbuhan
(proliferasi)

D.    KLASIFIKASI Klasifikasi
Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah bening regional, M =jarak metastese).
T          Tumor primer
TO       Tidak ada tumor
TI        Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
T2        Invasi ke dinding otot
T3        Tumor menembus dinding otot
N         Kelenjar limfa
N0       tidak ada metastase
N1       Metastasis ke kelenjar regional unilateral
N2       Metastasis ke kelenjar regional bilateral
N3       Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
M         Metastasis jauh
MO      Tidak ada metastasis jauh
MI       Ada metastasis jauh

Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah  sebagai berikut :
A
kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1
kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2
kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1
kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah  bening sebanyak satu sampai empat buah.
C2
kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah  bening lebih dari 5 buah.
D
kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.

E.     MANIFESTASI KLINIS
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
1.      Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.
2.      Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

F.     STADIUM KLINIS
Tabel :stadium pada karsinoma kolon yang ditemukan dengan system TMN
TIS
T1
T2
T3
T4
N
M
Carcinoma in situ.
Belum mengenai otot dinding,
Polipoid/papiler.
Sudah mengenai otot dinding.
Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
Sama dengan T3 dengan fistula
Limfonodus terkena
Ada metastasis


G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.       Endoskopi:Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
b.      Radiologis:Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru.
c.       Ultrasonografi (USG): Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
d.      Histopatologi: Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
e.       Laboratorium: Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan  pasien mengalami perdarahan.
H.    PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut :
1.      Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yangmengelilingi sekitar kanker.
2.      Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3.      Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.














ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN SEHUBUNGAN DENGAN NEOPLASMA, Ca. COLON RSUD GUNUNG JATI CIREBON

A.    Pengkajian
1.      Identitas pasien
Nama                           : Tn.B
Umur                           : 58 tahun
Pendidikan                  : wiraswasta
Agama                         : islam
No. Medrek                 : 65528
Tanggal masuk            : 9 Agustus 2011
Tanggal pengkajian     : 12 Agustus 2011
Diagnosa medis           : Ca colon
Alamat                                    : Ds.Sindang Wangi Rt/Rw.02/03-Bantar Agung-Majalengka

2.      Identitas penanggung jawab
Nama                           : An.A
Umur                           : 35 tahun
Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan                     : Wiraswasta
Alamat                                    : Ds.Sindang Wangi Rt/Rw.05/06-Bantar Agung-Majalengka

3.      Riwayat Kesehatan
a.       Keluhan Utama
Klien mengatakan susah BAB dan adanya darah pada feses
b.      Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk ke IGD RS Gunung Jati pada tanggal 9 Agustus 2010 pukul 12.45 WIB dengan diantar keluarganya dengan keluhan Klien mengatakan nyeri pada daerah usus saat BAB seperti di tusuk jarum, disertai darah segar. Klien juga mengatakan cemas karena ketidaktahuan tentang penyakitnya. Klien juga mengatakan tidak nafsu makan karena mual pada saat makan.



c.       Riwayat kesehatan dahulu           
Klien mengatakan sering mengkonsumsi kopi dan merokok. Klien tidak pernah melakukan pembedahan. Bila timbul rasa nyeri, klien hanya mengkonsumsi obat warung.
d.      Riwayat  kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
e.       Kebutuhan dasar
a)      Pola asupan nutrisi
Nafsu makan klien berkurang, adanya mual, anoreksia, muntah, ketidakmampua memenuhi kebutuhan nutrisi, adanya diet yang tidak teratur, jenis makanan yang dikonsumsi klien adalah makanan pedas.
b)      Pola kebutuhan istirahat dan tidur
Pola tidur pasien terganggu akibat adanya nyeri.
c)      Pola eliminasi
Klien mengatakan feses berwarna hitam, adanya nyeri pada saat BAB dan konstipasi.
d)     Pola  aktivitas
Klien merasa lemas akibat asupan nutrisi yang kurang dari kebutuhan.
e)      Persepsi dan kognitif
Adanya gangguan pola pikir, klien mengalami kesulitan dalam mempelajari sesuatu. Klien mengatasi nyeri dengan berbaring dan duduk di tempat tidur. Kklien merasa dirinya lemah dan tidak dapat melakukan pekerjaan seperti biasa.
f)       Peran dan hubungan dengan sesama
Klien hidup dengan keluarganya, klien merasa terisolasi.
g)      Psikososial
Klien merasa putus asa, stres (keuangan,pekerjaan), mengkhayal diagnosis.

4.      Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum           : derilium (bingung)
Berat badan     :
-          Sebelum sakit        : 64 kg
-          Setelah sakit          : 61 kg (turun 3kg selama 2minggu)
a.       Pemeriksaan TTV :
·          respirasi                :32x/menit
·          TD                        : 130/100 mmHg
·          Nadi                     : 100x/menit
·         Suhu                      : 37,6o C
b.      Pemeriksaan fisik
1.      Kepala                  
warna hitam ada rambut putih, kebersihan kurang, keutuhan rambut tidak rontok
2.      Mata                     
konjungtiva anemis, bentuk simetris, kekenyalan normal, fungsi penglihatan normal.
3.      Hidung                 
tidak ada sekret, bentuk simetris ,fungsi penciuman normal ditandai dengan klien bisa mencium bau minyak wangi
4.      Mulut                   
bentuk simetris, tidak ada stomatitis,tidak ada karies, fungsi pengecapan normal ditandai dengan klien mampu merasakan manis dan asin
5.      Telinga                 
bentuk simetris, tidak ada serumen, pendengaran normal ditandai dengan klien dapat menjawab pertanyaan yang perawat berikan dan responnya baik.
6.      Leher                    
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,bentuk simetris, tidak ada gangguan menelan
7.      Dada                    
bentuk simetris, pernafasan vesikuler
8.      Perut  (abdomen)
adanya nyeri tekan pada kuadran 3 abdomen
9.      Kulit                     
warna sawo matang, turgor baik,kulit bersih
10.  Ekstremitas atas dan bawah
tidak ada oedema

5.      Data Penunjang
Tanggal
Jenis pemeriksaan
Hasil
Normal
09-08-2011


Endoskopi


Ditemukan  kanker

Tidak ada kerusakan struktur dan fungsi


6.      Therapy
Jenis Therapy
Waktu pelaksanaan
Reseksi

kemoterapi
9 Agustus 2011 pukul 14.00WIB
10 Agustus 2011 pukul 09.00WIB

B.     Analisa Data

No
Data
Etiologi
Masalah
1.
Ds : Klien mengatakan nyeri
Perut bagian bawah
Do :
-          R   : 32x/menit
-          TD : 130/100 mmHg
-          S    : 37,6o C
-          Klien terlihat meringis menahan sakit
-          Klien tampak lemah
Ca. Colon

Abdomen
 

Gangguan rasa nyaman

nyeri
Gangguan rasa nyaman : nyeri
2.
Ds : Klien mengatakan
nafsu makannya turun
Do :
-          BB klien menurun 3 kg selama 2 minggu
-          Klien terlihat lemas
Ca. Colon

Matestasis
 

gangguan kebutuhan nutrisi

Nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan

Nutrisi kurang dari kebutuhan
3.
Ds : klien mengatakan
sering
Mual dan muntah
Do :
-          BB turun 3kg selama 2 minggu
-          Kesadarn derilium
Ca. Colon


 

Regurgitasi mual muntah

Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
4.
Ds : klien mengatakan
dirinya sudah tidak berdaya.
Do :
-          sudah dilakukan terapi reseksi dan kemoterapi terhadap klien.
-          Klien terlihat murung
Ca. Colon

Informasi Kurang
 

Salah persepsi

ansietas
Ansietas
5.
Ds : Klien mengatakan
Fesesnya berwarna hitam.

Ca. Colon

Obstruksi lumen lipatan usus
 

Proses mekanisme usus terganggu

konstipasi
Konstipasi




C.    Diagnosa Keperawatan
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran yang terus-menerus
Tujuan : rasa nyeri terkontrol atau hilang
KH : Pasien tampak rileks,dapat beristirahat/tidur dan dapat melakukan pergerakkan
-         Kaji skala nyeri
-         Evaluasi rasa sakit secara reguler
-         Catat munculnya rasa takut
-         Kaji tanda-tanda vital
R : sediakan informasi mengenai
kebutuhan/efektivitas
intervensi.
R : perhatikan hal-hal yang tidak diketahui dan/atau
persiapan inadekuat
(misalnyaapendikstomi
darurat) dapat memperburuk persepsi pasien akan rasa sakit.
R :dapat
mengindikasikan rasa sakit akut dan
ketidaknyamanan
2.
Kekurangan volume
cairan, resiko tinggi
adalah suatu kondisi individu yang berisiko
mengalami dehidrasi vascular, selular, atau
intraselular
Tujuan : keseimbangan
cairan tubuh adekuat.
Kriteria
hasil : tidak da ada tanda-tanda dehidrasi (tanda-tanda vital stabil, kualitas denyut nadi baik, turgor
kulit normal, membran mukosa lembab dan pengeluaran urine yang sesuai)
- Ukur dan catat pemasukan dan
pengeluaran.
-Tinjau ulang catatan intra operasi.
- Kaji pengeluaran
urinarius, terutama untuk tipe prosedur
operasi yang dilakukan.
- Pantau tanda-tanda vital.              - Letakkan pasien pada posisi yang sesuai, tergantung pada kekuatan pernapasan dan jenis pembedahan. - Periksa pembalut, alat drain pada interval reguler. Kaji luka untuk
terjadinya
pembengkakan.
- Pantau suhu kulit, palpasi
denyut perifer.
- Kolaborasi,
berikan cairan parenteral, produksi darah dan atau plasma ekspander sesuai petunjuk. Tingkatkan kecepatan IV jika diperluakan.
R R : Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi
pengeluaran
cairan/kebutuhan penggantian dan pilihan- pilihan yang mempengaruh intervensi.
R : mungkin akan terjadi penurunan ataupun penghilangan setelaha prosedur pada sistem genitourinarius dan atau struktur yang berdekatan mengindikasikan malfungsi ataupun obstruksi sistem urinarius.
R: hipotensi, takikardia peningkatan pernapasan mengindikasikan kekurangan kekurangan cairan
R :elevasi kepala dan
posisi miring akan
mencegah terjadinya aspirasi dari muntah, posisi yang benar akan mendorong ventilasi pada lobus paru bagian bawah dan menurunkan tekanan pada diafragma.
R :perdarahan
yang berlebihan
dapat mengacu kepada
hipovolemia/hemoragi.
R
: kulit yang
dingin/lembab, denyut
yang lemah
mengindikasikan
penurunan sirkulasi perifer dan dibutuhkan untuk penggantian cairan tambahan.
R : gantikan kehilangan cairan
yang telah didokumentasikan. Catat waktu penggangtian volume sirkulasi yang potensial bagi penurunan komplikasi, misalnya
ketidak seimbangan.
3.
Kurang pengetahuan tentang kondisi luka, prognosis dan pengobaatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi, keterbatasan kognitif.
Tujuan : klien dan keluarga mengerti tentangpenyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan.
Kriteria hasil : klien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentangproses penyakit dan
kebutuhan pengobatan
-Jelaskan pada klien dan keluarga tentang penyakit dan kebutuhan pengobatan.
- Menganjurkan aktivitas yang progresif dan sabar menghadapi keadaan sakit.
- Diskusikan kebutuhan terapy selanjutnya, serta keuntungan dan kerugian dari tindakan yang akan dilakukan.
R:Klien dapat memahami
penyakit dan dapat
merencanakan
pengobatan.
R:mengurangi kecemasan
dan memberikan
penerimaan pada diri
sendiri.
R:Mengerti dan mau
bekerja sama melalui
teraupeutik dapat
mempercepat proses
penyembuhan.
D.    Implementasi dan Evaluasi
Nama                     :           Tn.B
No medrec                        :           65528
Diagnose medis     :           Ca colon
Tanggal masuk      :           9 Agustus 2011
Tgl pengkajian       :           12 Agustus 2011

No.
TGL/JAM
DX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1
12 Agustus 2011


09.00 wib
I
T1 : mengkaji tingkat nyeri.
R1 : skala 5 (0-10)
T2 : memberikan tehnik distraksi (mendengarkan music/lagu yang disukai klien : tarling) dan relaksasi (ganti alat temun : seprai)
 R2 : klien merasa berkurang rasa nyerinya dan nyaman
T3 : memberikan lingkungan yang nyaman (menjauhkan dari kebisingan) pada klien.
R3 : klien mengatakan merasa lebih nyaman
T4 : memberikan analgetik (Fentanyl) sesuai prosedur/instruksi dokter.
R4 : nama obt Fentanyl, dberikan secra IV,

Tgl : 13-08-2011
Jam : 10.00

S : klien mengatakan nyeri berkurang (skala 1, 0-10)
O : klien tidak meringis kesakitan, klien tampak tidak lemah, TTV
TD : 110/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36,50C

A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan tindakan
·         memberikan tehnik distraksi dan relaksasi
·         memberikan lingkungan yang nyaman pada klien
·         memberikan analgetik sesuai prosedur/instruksi dokter.




                                            
2
14 Agustus 2011



07.00 wib
II
T1 : mengkaji klien/orang terdekat terhadap cemas yang dialami. Jelaskan sesuai kebutuhan tentang penyakit yang di derita klien.
R1 : klien mengatakan kini mengerti tentang penyakitnya
T2 : memperkirakan syok awal dan ketidak yakinan setelah diagnosis kanker dan/atau prosedur yang menimbulkan trauma.
R2 : -
T3 : mendiskusikan informasi (tentang penyakit yang di derita klien) yang diperlukan dengan klien
R3 : klien mau mendiskusikan masalah penyakitnya
T4 : memotivasi pengungkapan pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan/marah/ penolakan
R4 : klien mau mengungkapkan perasaannya (kesedihan tentang penyakit yang di deritanya)
Tgl : 15-08-2011
Jam : 09.00

S : klien mengatakan bsa lbih tenang dan tidak tkt lagi, klien mengatakan sudah tidak cemas lagi tentang penyakitnya
O : klien tidak gelisah, klien tampak tenang dan sedikit ceria, klien tidak cemas lagi
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan tindakan
·     mengkaji klien/orang terdekat terhadap cemas yang dialami. Jelaskan sesuai kebutuhan
·         mendiskusikan informasi yang diperlukan dengan klien
·         mendorong pengungkapan pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan,marah dan penolakan



3
16 Agustus 2011



14.30 wib
III
T1 : memantau asupan  makanan tiap hari.
R1 : -
T2 : mengajak pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat
R2 : klien mau mengikuti diit tersebut
T3 : menciptakan suasana makan yang menyenangkan (makan dengan dtemani keluarga).
R3 : klien makan dengan wajah berseri-seri
T4 : memberikan makan sedikit tapin sering dan makanan disajikan dalam bentuk hangat
R4 : klien mampu menghabiskan ½ porsi makanannya dari porsi yg disediakan
T5 : mendorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia klien.
R5 : klien mau mengungkapkan kenapa klien tdk nafsu makan
T6 : mendorong penggunaan suplemen
R6 : nafsu makan klien meningkat

Tgl : 17-08-2011
Jam : 19.00

S : klien mengatakan tidak lemas lagi, klien mengatakan masih tidak nafsu makan
O : klien tdk anoreksia, klien tdk pucat dan tidak lemas, BB klien masih tetap 66 kg
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan tindakan
·         memantau masukan makanan tiap hari
·     mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat
·     mendorong penggunaan suplemen
·     memberikan makan sering/lebih tapin sedikit
·         menciptakan suasana makan yang menyenangkan




















DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.