TINJAUAN
TEORITIS
kanker kolon
A. PENGERTIAN
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya,
baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau
dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak
teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang
mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya. (Gale, 2000
: 177)
Kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak
sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar). (Brooker, 2001 : 72)
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle
& Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong,
2000 : 143).
B. ETIOLOGI
1. Diet :
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan),
kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon.
a.
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi
adenokarsinoma.
b.
Familial poliposis : polip di usus mengalami
degenerasi maligna menjadi karsinoma.
c.
Kondisi ulserative Penderita colitis ulserativa
menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon.
3. Genetik Anak
yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3
½ kali lebih banyak dari pada anak –
anak yang orang tuanya sehat.
C. PATOFISIOLOGI KANKER KOLON
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan
sel yang tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk
polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat
dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak menampakkan
gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada
kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian
dari usus besar.
Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan
epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur
sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian
tubuh yang lain ( paling sering ke hati). Kanker kolon dapat menyebar melalui
beberapa cara yaitu :
1.
Secara infiltratif langsung ke struktur yang
berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
2.
Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
3.
Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon
mengalirakan darah ke system portal.
4.
Penyebaran secara transperitoneal.
5.
Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi
drain. Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan
lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan.
Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya
metastase pada jaringan lain.
polip jinak
menjadi ganas karena
faktor mutasi
menyusup serta merusak
jaringan normal
meluas kedalam struktur
sekitarnya
sel kanker terlepas dari tumor
menyebar ke bagian
tubuh yang lain terutama yang paling sering ke hati.
pemisahan sel dengan
menembus pembuluh darah
menetap
pada endotelium
(proses diseminasi)
sel kanker ini menetap
pada area baru
menyasuaikan diri untuk
pertumbuhan
(proliferasi)
D. KLASIFIKASI Klasifikasi
Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan
dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah bening regional, M =jarak
metastese).
T
Tumor primer
TO
Tidak ada tumor
TI
Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
T2
Invasi ke dinding otot
T3
Tumor menembus dinding otot
N
Kelenjar limfa
N0
tidak ada metastase
N1
Metastasis ke kelenjar regional unilateral
N2
Metastasis ke kelenjar regional bilateral
N3
Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
M
Metastasis jauh
MO
Tidak ada metastasis jauh
MI
Ada metastasis jauh
Klasifikasi
kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut :
A
|
kanker hanya terbatas pada mukosa
dan belum ada metastasis.
|
B1
|
kanker telah menginfiltrasi
lapisan muskularis mukosa.
|
B2
|
kanker telah menembus lapisan
muskularis sampai lapisan propria.
|
C1
|
kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah
bening sebanyak satu sampai empat buah.
|
C2
|
kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah
bening lebih dari 5 buah.
|
D
|
kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut
dan penyebaran yang
luas & tidak dapat dioperasi lagi.
|
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah
pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan
perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
1. Kanker kolon
kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga stadium
lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih
besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah
bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes
sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena
tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat
teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan
tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon
kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi
dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena
lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses
dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering
terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik.
Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh
limfe atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum.
Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih
dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang
mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
F. STADIUM KLINIS
Tabel :stadium pada karsinoma kolon yang ditemukan dengan system TMN
TIS
T1 T2 T3 T4 N
M
|
Carcinoma in situ.
Belum mengenai otot dinding,
Polipoid/papiler.
Sudah mengenai otot dinding.
Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
Sama dengan T3 dengan fistula
Limfonodus terkena
Ada metastasis
|
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Endoskopi:Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan
baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
b. Radiologis:Pemeriksan radiologis yang dapat
dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada
dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru.
c. Ultrasonografi
(USG): Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan
untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di
abdomen dan hati.
d. Histopatologi: Biopsy
digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon
adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
e.
Laboratorium: Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa
kemungkinan pasien mengalami
perdarahan.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah
sebagai berikut :
1.
Pembedahan
(Operasi)
Operasi
adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih
awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah
terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian
besar jaringan sehat yangmengelilingi sekitar kanker.
2.
Penyinaran
(Radioterapi)
Terapi
radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak
genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding
lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan
kulit dan kehilangan nafsu makan.
3.
Kemotherapy
Chemotherapy
memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah,
sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini
ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih
dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN SEHUBUNGAN DENGAN NEOPLASMA, Ca. COLON RSUD GUNUNG JATI CIREBON
A.
Pengkajian
1. Identitas
pasien
Nama : Tn.B
Umur : 58 tahun
Pendidikan : wiraswasta
Agama : islam
No.
Medrek : 65528
Tanggal
masuk : 9 Agustus 2011
Tanggal
pengkajian : 12 Agustus 2011
Diagnosa
medis : Ca colon
Alamat : Ds.Sindang
Wangi Rt/Rw.02/03-Bantar Agung-Majalengka
2. Identitas penanggung jawab
Nama : An.A
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds.Sindang
Wangi Rt/Rw.05/06-Bantar Agung-Majalengka
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan
Utama
Klien
mengatakan susah BAB dan adanya darah pada feses
b. Riwayat
kesehatan sekarang
Klien masuk ke IGD RS Gunung Jati pada tanggal 9 Agustus 2010 pukul 12.45 WIB dengan diantar keluarganya
dengan keluhan Klien mengatakan nyeri pada daerah usus saat BAB seperti di tusuk jarum,
disertai darah segar. Klien
juga mengatakan cemas karena ketidaktahuan tentang penyakitnya. Klien juga
mengatakan tidak nafsu makan karena mual pada saat makan.
c. Riwayat
kesehatan dahulu
Klien mengatakan sering
mengkonsumsi kopi dan merokok. Klien tidak pernah melakukan pembedahan. Bila
timbul rasa nyeri, klien hanya mengkonsumsi obat warung.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit yang sama.
e. Kebutuhan
dasar
a) Pola
asupan nutrisi
Nafsu makan klien berkurang, adanya
mual, anoreksia, muntah, ketidakmampua memenuhi kebutuhan nutrisi, adanya diet
yang tidak teratur, jenis makanan yang dikonsumsi klien adalah makanan pedas.
b) Pola
kebutuhan istirahat dan tidur
Pola tidur pasien terganggu akibat
adanya nyeri.
c) Pola
eliminasi
Klien mengatakan feses berwarna hitam,
adanya nyeri pada saat BAB dan konstipasi.
d) Pola aktivitas
Klien merasa lemas akibat asupan nutrisi
yang kurang dari kebutuhan.
e) Persepsi
dan kognitif
Adanya gangguan pola pikir, klien mengalami
kesulitan dalam mempelajari
sesuatu. Klien mengatasi nyeri dengan berbaring dan duduk di tempat tidur.
Kklien merasa dirinya lemah dan tidak dapat melakukan pekerjaan seperti biasa.
f) Peran
dan hubungan dengan sesama
Klien hidup dengan keluarganya, klien
merasa terisolasi.
g) Psikososial
Klien merasa putus asa, stres
(keuangan,pekerjaan), mengkhayal diagnosis.
4.
Pemeriksaan
Fisik
Keadaan
umum : derilium (bingung)
Berat
badan :
-
Sebelum sakit : 64
kg
-
Setelah sakit : 61
kg (turun 3kg
selama 2minggu)
a. Pemeriksaan
TTV :
·
respirasi :32x/menit
·
TD :
130/100
mmHg
·
Nadi :
100x/menit
·
Suhu :
37,6o
C
b. Pemeriksaan
fisik
1. Kepala
warna hitam ada rambut putih, kebersihan
kurang, keutuhan rambut tidak rontok
2. Mata
konjungtiva anemis, bentuk simetris,
kekenyalan normal, fungsi penglihatan normal.
3. Hidung
tidak ada sekret, bentuk simetris
,fungsi penciuman normal ditandai dengan klien bisa mencium bau minyak wangi
4. Mulut
bentuk simetris, tidak ada
stomatitis,tidak ada karies, fungsi pengecapan normal ditandai dengan klien
mampu merasakan manis dan asin
5. Telinga
bentuk simetris, tidak ada serumen,
pendengaran normal ditandai dengan klien dapat menjawab pertanyaan yang perawat
berikan dan responnya baik.
6. Leher
tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid,bentuk simetris, tidak ada gangguan menelan
7. Dada
bentuk simetris, pernafasan vesikuler
8. Perut (abdomen)
adanya nyeri tekan pada kuadran 3 abdomen
9. Kulit
warna sawo matang, turgor baik,kulit
bersih
10. Ekstremitas
atas dan bawah
tidak ada oedema
5.
Data Penunjang
Tanggal
|
Jenis pemeriksaan
|
Hasil
|
Normal
|
09-08-2011
|
Endoskopi
|
Ditemukan kanker
|
Tidak ada kerusakan struktur dan
fungsi
|
6.
Therapy
Jenis Therapy
|
Waktu pelaksanaan
|
Reseksi
kemoterapi
|
9 Agustus 2011 pukul 14.00WIB
10 Agustus 2011 pukul 09.00WIB
|
B.
Analisa
Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
|
Ds : Klien
mengatakan nyeri
Perut bagian bawah
Do :
-
R : 32x/menit
-
TD : 130/100 mmHg
-
S : 37,6o
C
-
Klien terlihat meringis menahan
sakit
-
Klien tampak lemah
|
Ca. Colon
Abdomen
Gangguan rasa nyaman
nyeri
|
Gangguan rasa nyaman
: nyeri
|
2.
|
Ds : Klien mengatakan
nafsu makannya turun
Do :
-
BB klien menurun 3 kg selama 2 minggu
-
Klien terlihat lemas
|
Ca. Colon
Matestasis
gangguan kebutuhan nutrisi
Nutrisi
tubuh kurang dari kebutuhan
|
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
|
3.
|
Ds
: klien mengatakan
sering
Mual dan muntah
Do :
-
BB turun 3kg selama 2 minggu
-
Kesadarn derilium
|
Ca. Colon
Regurgitasi mual muntah
Intoleransi
aktivitas
|
Intoleransi aktivitas
|
4.
|
Ds : klien mengatakan
dirinya sudah tidak berdaya.
Do :
-
sudah dilakukan terapi reseksi
dan kemoterapi terhadap
klien.
-
Klien terlihat murung
|
Ca. Colon
Informasi
Kurang
Salah persepsi
ansietas
|
Ansietas
|
5.
|
Ds : Klien mengatakan
Fesesnya berwarna hitam.
|
Ca. Colon
Obstruksi
lumen lipatan usus
Proses mekanisme usus terganggu
konstipasi
|
Konstipasi
|
C. Diagnosa
Keperawatan
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
|
Nyeri berhubungan
dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran yang
terus-menerus
|
Tujuan : rasa nyeri terkontrol atau hilang
KH :
Pasien tampak rileks,dapat beristirahat/tidur dan dapat melakukan pergerakkan
|
-
Kaji skala
nyeri
-
Evaluasi
rasa sakit secara reguler
-
Catat
munculnya rasa takut
-
Kaji
tanda-tanda vital
|
R :
sediakan informasi mengenai
kebutuhan/efektivitas intervensi.
R :
perhatikan hal-hal yang tidak diketahui dan/atau
persiapan
inadekuat
(misalnyaapendikstomi
darurat)
dapat memperburuk persepsi pasien akan rasa sakit.
R :dapat
mengindikasikan
rasa sakit akut dan
ketidaknyamanan
|
2.
|
Kekurangan volume
cairan, resiko tinggi
adalah
suatu kondisi individu yang berisiko
mengalami
dehidrasi vascular, selular, atau
intraselular
|
Tujuan :
keseimbangan
cairan
tubuh adekuat.
Kriteria
hasil :
tidak da ada tanda-tanda dehidrasi (tanda-tanda vital stabil, kualitas denyut
nadi baik, turgor
kulit normal, membran mukosa lembab dan pengeluaran urine
yang sesuai)
|
- Ukur dan
catat pemasukan dan
pengeluaran.
-Tinjau ulang catatan intra operasi.
- Kaji pengeluaran
urinarius,
terutama untuk tipe prosedur
operasi
yang dilakukan.
- Pantau
tanda-tanda vital.
- Letakkan pasien pada posisi yang sesuai, tergantung pada kekuatan
pernapasan dan jenis pembedahan. - Periksa pembalut, alat drain pada interval
reguler. Kaji luka untuk
terjadinya
pembengkakan.
- Pantau
suhu kulit, palpasi
denyut
perifer.
- Kolaborasi,
berikan
cairan parenteral, produksi darah dan atau plasma ekspander sesuai petunjuk.
Tingkatkan kecepatan IV jika diperluakan.
|
R R : Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam
mengidentifikasi
pengeluaran cairan/kebutuhan penggantian dan pilihan- pilihan yang mempengaruh intervensi.
R :
mungkin akan terjadi penurunan ataupun penghilangan setelaha prosedur pada
sistem genitourinarius dan atau struktur yang berdekatan mengindikasikan
malfungsi ataupun obstruksi sistem urinarius.
R:
hipotensi, takikardia peningkatan pernapasan mengindikasikan kekurangan kekurangan cairan
R :elevasi
kepala dan
posisi
miring akan
mencegah
terjadinya aspirasi dari muntah, posisi yang benar akan mendorong ventilasi
pada lobus paru bagian bawah dan menurunkan tekanan pada diafragma.
R
:perdarahan
yang
berlebihan
dapat
mengacu kepada
hipovolemia/hemoragi. R: kulit yang
dingin/lembab,
denyut
yang lemah
mengindikasikan penurunan sirkulasi perifer dan dibutuhkan untuk penggantian cairan tambahan.
R :
gantikan kehilangan cairan
yang telah
didokumentasikan. Catat waktu penggangtian
volume sirkulasi yang potensial bagi penurunan komplikasi, misalnya
ketidak
seimbangan.
|
3.
|
Kurang
pengetahuan tentang kondisi luka, prognosis dan pengobaatan berhubungan
dengan kurang terpajan informasi, keterbatasan kognitif.
|
Tujuan :
klien dan keluarga mengerti tentangpenyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan.
Kriteria
hasil : klien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentangproses penyakit dan kebutuhan pengobatan |
-Jelaskan
pada klien dan keluarga tentang penyakit dan kebutuhan pengobatan.
-
Menganjurkan aktivitas yang progresif dan sabar menghadapi keadaan sakit.
- Diskusikan kebutuhan terapy selanjutnya, serta keuntungan dan kerugian
dari tindakan yang akan dilakukan.
|
R:Klien
dapat memahami
penyakit dan dapat merencanakan pengobatan. R:mengurangi kecemasan dan memberikan penerimaan pada diri sendiri. R:Mengerti dan mau bekerja sama melalui teraupeutik dapat mempercepat proses penyembuhan. |
D. Implementasi
dan Evaluasi
Nama : Tn.B
No medrec : 65528
Diagnose medis : Ca
colon
Tanggal masuk : 9 Agustus 2011
Tgl pengkajian : 12 Agustus 2011
No.
|
TGL/JAM
|
DX
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1
|
12 Agustus
2011
09.00
wib
|
I
|
T1 : mengkaji tingkat nyeri.
R1 : skala 5 (0-10)
T2 : memberikan tehnik distraksi
(mendengarkan music/lagu yang disukai klien : tarling) dan relaksasi (ganti
alat temun : seprai)
R2 : klien
merasa berkurang rasa nyerinya dan nyaman
T3 : memberikan lingkungan yang
nyaman (menjauhkan dari kebisingan) pada klien.
R3 : klien mengatakan merasa
lebih nyaman
T4 : memberikan analgetik
(Fentanyl) sesuai prosedur/instruksi dokter.
R4 : nama obt Fentanyl, dberikan
secra IV,
|
Tgl
: 13-08-2011
Jam
: 10.00
S
: klien mengatakan nyeri berkurang (skala 1, 0-10)
O : klien tidak meringis kesakitan, klien tampak tidak lemah, TTV
TD : 110/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36,50C
A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan tindakan
·
memberikan tehnik distraksi dan
relaksasi
·
memberikan lingkungan yang nyaman
pada klien
·
memberikan analgetik sesuai
prosedur/instruksi dokter.
|
2
|
14
Agustus
2011
07.00
wib
|
II
|
T1 : mengkaji klien/orang
terdekat terhadap cemas yang dialami. Jelaskan sesuai kebutuhan tentang
penyakit yang di derita klien.
R1 : klien mengatakan kini
mengerti tentang penyakitnya
T2 : memperkirakan syok awal dan
ketidak yakinan setelah diagnosis kanker dan/atau prosedur yang menimbulkan
trauma.
R2 : -
T3 : mendiskusikan informasi
(tentang penyakit yang di derita klien) yang diperlukan dengan klien
R3 : klien mau mendiskusikan
masalah penyakitnya
T4 : memotivasi pengungkapan
pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan/marah/ penolakan
R4 : klien mau mengungkapkan
perasaannya (kesedihan tentang penyakit yang di deritanya)
|
Tgl
: 15-08-2011
Jam
: 09.00
S
: klien mengatakan bsa lbih tenang dan tidak tkt lagi, klien mengatakan sudah
tidak cemas lagi tentang penyakitnya
O : klien tidak gelisah, klien tampak tenang dan sedikit ceria, klien tidak cemas lagi A : masalah teratasi sebagian P : pertahankan tindakan
· mengkaji
klien/orang terdekat terhadap cemas yang dialami. Jelaskan sesuai kebutuhan
·
mendiskusikan informasi yang
diperlukan dengan klien
·
mendorong pengungkapan
pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan,marah dan penolakan
|
3
|
16
Agustus
2011
14.30 wib
|
III
|
T1 : memantau asupan makanan tiap hari.
R1 : -
T2 : mengajak pasien untuk makan
diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat
R2 : klien mau mengikuti diit
tersebut
T3 : menciptakan suasana makan
yang menyenangkan (makan dengan dtemani keluarga).
R3 : klien makan dengan wajah
berseri-seri
T4 : memberikan makan sedikit
tapin sering dan makanan disajikan dalam bentuk hangat
R4 : klien mampu menghabiskan ½
porsi makanannya dari porsi yg disediakan
T5 : mendorong komunikasi terbuka
mengenai masalah anoreksia klien.
R5 : klien mau mengungkapkan
kenapa klien tdk nafsu makan
T6 : mendorong penggunaan
suplemen
R6 : nafsu makan klien meningkat
|
Tgl
: 17-08-2011
Jam
: 19.00
S
: klien mengatakan tidak lemas lagi, klien mengatakan masih tidak nafsu makan
O : klien tdk anoreksia, klien tdk pucat dan tidak lemas, BB klien masih tetap 66 kg A : masalah teratasi sebagian P : pertahankan tindakan
·
memantau masukan makanan tiap
hari
· mendorong
pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan
adekuat
· mendorong
penggunaan suplemen
· memberikan
makan sering/lebih tapin sedikit
·
menciptakan suasana makan yang
menyenangkan
|
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana
Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan). Penerbit
buku Kedokteran EGC. Jakarata.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.